Dalam dunia konstruksi, pondasi adalah bagian paling penting dari sebuah bangunan. Kekuatan pondasi menentukan apakah sebuah gedung, jembatan, atau dermaga bisa berdiri kokoh dalam jangka waktu panjang. Untuk memastikan pondasi bekerja sesuai rencana, dilakukan pengujian beban langsung di lapangan. Dua jenis pengujian yang paling sering digunakan adalah axial load test (uji beban vertikal) dan lateral load test (uji beban samping). Keduanya bertujuan menilai kemampuan pondasi dalam menahan beban, tetapi dengan arah dan fokus yang berbeda.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa itu axial load test dan lateral load test, bagaimana cara kerjanya, perbedaan keduanya, serta kapan salah satu atau keduanya perlu dilakukan pada sebuah proyek konstruksi.
Apa itu Axial Load Test?
Axial load test adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat pondasi menahan beban yang datang dari atas secara vertikal, baik itu beban tekan ke bawah (dari berat bangunan) maupun beban tarik ke atas (misalnya karena gaya angkat air tanah).
Dalam uji ini, bagian atas tiang pondasi ditekan menggunakan dongkrak hidrolik. Dongkrak tersebut menyalurkan beban ke pondasi, sementara peralatan khusus mencatat seberapa besar pergeseran atau penurunan yang terjadi. Beban diberikan secara bertahap, mulai dari kecil sampai mendekati batas yang sudah ditentukan. Dari hasil ini, insinyur bisa mengetahui apakah pondasi mampu menahan beban sesuai rencana, serta berapa besar penurunan tanah yang mungkin terjadi di bawah beban tertentu.

Apa itu Lateral Load Test?
Lateral load test adalah pengujian yang digunakan untuk menilai kemampuan pondasi menahan beban dari arah samping atau horizontal. Beban seperti ini biasanya muncul akibat angin kencang, gempa bumi, gelombang laut, atau tumbukan kapal pada struktur dermaga.
Pada uji ini, gaya dorong diberikan dari samping menggunakan dongkrak hidrolik. Gaya ini mendorong pondasi ke arah horizontal. Peralatan pengukur kemudian mencatat seberapa jauh tiang bergeser atau miring. Dengan data ini, insinyur bisa mengetahui seberapa kaku pondasi dalam menghadapi beban samping dan apakah tiang akan tetap stabil ketika terkena gaya horizontal yang besar.

Perbedaan Antara Axial Load Test dan Lateral Load Test
Axial load test dan lateral load test memang sama-sama digunakan untuk menguji kekuatan pondasi, tetapi fokus pengujian, arah beban, serta data yang dihasilkan berbeda. Axial load test lebih menekankan pada kemampuan pondasi menahan beban dari atas, sementara lateral load test melihat daya tahan pondasi terhadap dorongan samping.
Agar lebih jelas, berikut adalah perbedaan utama antara axial load test dan lateral load test:
- Arah beban: Axial load test menguji beban dari atas ke bawah (vertikal), sementara lateral load test menguji beban dari samping (horizontal).
- Tujuan: Axial load test digunakan untuk melihat kekuatan pondasi menahan berat bangunan, sedangkan lateral load test untuk melihat daya tahan pondasi terhadap dorongan samping.
- Alat dan pengaturan: Pada axial load test, beban biasanya ditekan dari atas menggunakan sistem reaksi berupa beban tambahan atau tiang penahan. Pada lateral load test, beban diberikan dari samping dengan sistem penahan yang lebih rumit.
- Data yang diperoleh: Axial load test menghasilkan data seberapa besar pondasi turun (penurunan/settlement) saat menerima beban vertikal. Lateral load test menghasilkan data seberapa jauh pondasi bergeser atau miring saat menerima beban samping.
- Risiko uji: Lateral load test cenderung lebih berisiko karena gaya samping bisa mengubah kondisi tanah di sekitar pondasi. Oleh karena itu, urutan pengujian harus direncanakan dengan baik.
Apakah Harus Menggunakan Kedua Metode Saat Menguji Pondasi?
Jawabannya tidak selalu, karena pemilihan metode uji sepenuhnya bergantung pada kebutuhan setiap proyek. Setiap bangunan memiliki karakteristik dan risiko beban yang berbeda, sehingga keputusan penggunaan metode harus disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tujuan perencanaan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut beberapa contoh situasi kapan masing-masing metode sebaiknya digunakan.
- Jika bangunan hanya menerima beban vertikal dan risiko beban samping sangat kecil, cukup dilakukan pengujian axial.
- Jika bangunan rawan terkena gaya samping, misalnya jembatan, dermaga, menara komunikasi, atau bangunan di daerah rawan gempa, maka lateral load test menjadi penting.
- Pada proyek-proyek besar atau yang sangat beresiko, biasanya kedua pengujian dilakukan untuk memastikan keamanan pondasi dari berbagai arah beban.
Kapan Harus Menggunakan Metode Axial, Lateral, atau Keduanya?
Setiap proyek memiliki kebutuhan pengujian yang berbeda, sehingga penting untuk mengetahui kapan axial load test, lateral load test, atau keduanya perlu dilakukan. Berikut penjelasannya:
a. Kapan harus menggunakan Axial Load Test
- Jika tujuan utama adalah memastikan pondasi mampu menahan berat bangunan.
- Untuk bangunan tinggi, jembatan, atau proyek besar dengan beban vertikal yang besar.
- Jika dokumen kontrak atau standar teknis mewajibkan adanya pembuktian kapasitas beban vertikal.
b. Kapan harus menggunakan Lateral Load Test
- Jika bangunan terpapar beban samping yang besar, misalnya pada dermaga (terkena gelombang atau kapal), jembatan (terkena arus sungai), atau menara (terkena angin kencang).
- Jika perhitungan desain menunjukkan adanya gaya horizontal yang signifikan pada kepala tiang.
- Jika kondisi tanah sulit diprediksi sehingga perlu pengujian langsung di lapangan.
c. Kapan harus menggunakan Keduanya
- Pada proyek beresiko seperti jembatan besar, pelabuhan, atau gedung pencakar langit.
- Jika pondasi diperkirakan menerima kombinasi beban vertikal dan horizontal sekaligus.
- Jika kondisi tanah tidak seragam atau data laboratorium tidak cukup meyakinkan.
- Jika aturan atau standar proyek memang mewajibkan pengujian lengkap.
Catatan tambahan:
Dalam beberapa kasus, urutan pengujian sangat penting. Biasanya axial load test dilakukan lebih dulu sebelum lateral load test, agar kondisi tanah tidak berubah akibat dorongan samping yang bisa memengaruhi hasil uji vertikal
Kesimpulan
Axial load test dan lateral load test sama-sama penting untuk memastikan pondasi mampu menahan beban sesuai fungsinya. Tidak semua proyek memerlukan kedua pengujian, pemilihan metode tergantung pada jenis bangunan, kondisi tanah, serta risiko beban yang mungkin terjadi. Dengan memahami perbedaan keduanya, pemilihan metode uji bisa lebih tepat sesuai kebutuhan proyek.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran produk ataupun jasa Axial Load Test dan jasa Lateral Load Test Terbaik serta berkualitas tinggi.