Dalam bidang pengujian material, tensile test atau uji tarik adalah salah satu metode paling dasar namun sangat penting untuk mengetahui kekuatan tarik, keuletan, dan sifat elastis suatu material. Hasil dari pengujian ini banyak digunakan untuk desain produk, kontrol kualitas, pengembangan material baru, hingga pemenuhan standar keselamatan.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa itu tensile test, bagaimana cara kerjanya (termasuk parameter yang diukur dan standar pengujian yang digunakan), manfaat dan aplikasinya di berbagai industri, serta alat apa yang digunakan untuk pengujian ini.
Apa itu Tensile Test?
Tensile test atau uji tarik adalah metode pengujian di mana sebuah sampel material ditarik sampai putus. Dari proses ini, akan dihasilkan kurva yang disebut kurva tegangan–regangan, yang menunjukkan hubungan antara gaya tarik yang diberikan dengan perubahan bentuk material.

Dari kurva ini bisa diketahui berbagai informasi penting, seperti:
- Modulus elastisitas: seberapa kaku material.
- Kekuatan luluh (yield strength): titik saat material mulai berubah bentuk permanen.
- Kekuatan tarik maksimum (UTS): beban tertinggi yang mampu ditahan sebelum putus.
- Pertambahan panjang (elongation): seberapa jauh material bisa meregang sebelum patah.
- Penyusutan penampang (reduction of area): seberapa kecil diameter penampang material di titik patah.
Uji tarik bisa dilakukan pada berbagai material, mulai dari logam, plastik, karet, hingga komposit. Setiap jenis material biasanya memiliki standar khusus agar hasil uji bisa dibandingkan secara tepat & konsisten.
Bagaimana Cara Kerja Tensile Test?
Untuk mendapatkan data yang akurat, uji tarik dilakukan dengan prosedur terstandar menggunakan mesin khusus. Proses ini mencakup tahap persiapan, pemasangan sampel, hingga pencatatan hasil pengujian. Berikut adalah proses lengkapnya;
Proses Uji Tarik Secara Umum
- Persiapan sampel
Material dipotong atau dibentuk sesuai ukuran standar (misalnya berbentuk seperti “dog bone” untuk plastik). Kadang, material juga dikondisikan pada suhu tertentu sebelum diuji. - Pemasangan pada mesin uji
Sampel dijepit dengan alat penjepit khusus (grip) agar tidak tergelincir. Untuk mengukur peregangan dengan akurat, sering digunakan alat tambahan seperti extensometer atau sensor optik. - Pemberian gaya tarik
Mesin uji menarik sampel dengan kecepatan tertentu hingga material mengalami perubahan bentuk lalu patah. - Pencatatan data
Perangkat lunak mesin akan mencatat data gaya dan pertambahan panjang, lalu membuat grafik tegangan–regangan yang bisa dianalisis.
Parameter yang Diukur Dalam Pengujian
- Modulus elastisitas (E) → Menggambarkan kekakuan material.
- Yield strength (kekuatan luluh) → Titik saat material mulai berubah bentuk permanen.
- Ultimate tensile strength (UTS) → Beban tarik tertinggi sebelum putus.
- Elongation at break → Pertambahan panjang ketika material patah.
- Reduction of area → Persentase penyusutan penampang di bagian patah.
Standar Pengujian yang Sering Digunakan
Agar hasilnya tepat dan bisa dibandingkan, pengujian uji tarik biasanya mengikuti standar internasional, di antaranya adalah:
- Logam: ASTM E8/E8M dan ISO 6892-1.
- Plastik: ASTM D638 dan ISO 527.
- Komposit: ASTM D3039.
- Karet atau elastomer: ASTM D412 dan ISO 37.
Dengan mengikuti standar tersebut, hasil pengujian akan lebih akurat, bisa dipertanggungjawabkan, dan diakui secara internasional.
Manfaat dan Aplikasi Tensile Test
Hasil dari uji tarik tidak hanya memberikan data teknis, tetapi juga memiliki peran penting dalam industri maupun penelitian. Data tersebut bisa menjadi dasar dalam pemilihan material, perancangan produk, hingga memastikan keamanan dan kualitas suatu komponen. Berikut adalah beberapa manfaat dan aplikasi dari uji tarik;
Manfaat Uji Tarik
- Pemilihan material: membantu insinyur memilih material yang sesuai untuk kebutuhan desain.
- Kontrol kualitas: memastikan material yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi.
- Bahan simulasi: data dari uji tarik sering digunakan dalam pemodelan komputer untuk memprediksi perilaku material.
- Analisis kegagalan: membantu mencari tahu mengapa material bisa patah atau gagal.
- Kepatuhan standar: menjadi bukti bahwa material memenuhi persyaratan keamanan.
Aplikasi di Berbagai Industri
- Aerospace & otomotif: memastikan kekuatan logam dan komposit untuk pesawat maupun kendaraan bermotor.
- Industri plastik & kemasan: menilai daya tahan plastik, film, atau produk hasil cetakan.
- Produk karet: mengukur elastisitas pada ban, seal, sarung tangan, dan komponen peredam getaran.
- Konstruksi: menguji kekuatan baja tulangan, kabel baja, dan material bangunan lainnya.
Alat Apa yang Digunakan Untuk Tensile Test ?

Apa itu UTM?
Universal Testing Machine (UTM) adalah alat uji mekanik yang dapat digunakan untuk berbagai jenis pengujian, seperti tarik, tekan, lentur, dan geser. Mesin ini terdiri dari rangka utama, sensor gaya (load cell), penjepit (grip), bagian yang bergerak untuk menarik atau menekan sampel (crosshead), alat ukur peregangan (extensometer), dan perangkat lunak pengolah data.
Fungsi UTM
- Mengukur kekuatan tarik, tekan, atau lentur material.
- Memberikan data grafis (tegangan–regangan).
- Memastikan pengujian berjalan sesuai standar.
- Membantu laboratorium atau industri mendapatkan hasil uji yang akurat dan dapat diulang.
Kesimpulan
Tensile test atau uji tarik merupakan metode sederhana namun sangat penting dalam menilai kualitas dan performa material. Pengujian ini mampu memberikan data mendetail tentang kekakuan, kekuatan, hingga keuletan material. Dengan bantuan Universal Testing Machine (UTM) serta mengikuti standar internasional (ASTM/ISO), hasil pengujian menjadi akurat, dapat dipercaya, dan bisa dijadikan dasar dalam desain, pengembangan, maupun kontrol kualitas di berbagai industri.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran produk ataupun jasa Tensile Test Terbaik dan berkualitas tinggi.