Perubahan iklim telah membawa peristiwa cuaca ekstrem sebagai kenormalan baru. Kekeringan dan gelombang panas mengeringkan tanah, menekan tanaman, dan menguras pasokan air dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Akibatnya, panen gagal, produksi menurun, dan biaya melonjak.

Bagi petani, dampak perubahan iklim terhadap tanaman, hasil panen, dan keuntungan adalah realitas sehari-hari. Sementara itu, ancaman kelaparan kian meningkat bagi mereka yang tinggal di “gurun pangan” di seluruh dunia.

Fenomena ini kian diperparah dengan beberapa fakta penting:

  • 85% pasokan air global digunakan untuk irigasi pertanian.
  • Sepertiga emisi gas rumah kaca dunia berasal dari sektor pertanian.
  • Populasi dunia yang saat ini mencapai 7,5 miliar jiwa diproyeksikan melonjak hingga 9 miliar pada tahun 2050.

Untuk memberi makan populasi yang terus bertumbuh ini, produksi pangan global harus berlipat ganda! Tekanan besar kini berada di pundak para pelaku pertanian, karena semua mata dan perut bergantung pada mereka. Meskipun masa depan pertanian tampak menantang, ada secercah harapan di ujung terowongan: Agrivoltaik.


Apa itu Pertanian Agrivoltaik?

Pertanian Agrivoltaik adalah sebuah konsep inovatif yang menggabungkan pertanian dengan produksi energi surya. Sistem ini melibatkan pemasangan panel surya di atas lahan pertanian aktif atau habitat penyerbuk. Panel-panel ini biasanya ditinggikan untuk memungkinkan petani terus menanam pangan atau menggembalakan ternak di bawahnya.

Agrivoltaik dikenal dengan berbagai nama lain seperti Dual-Use Farming, AgriSolar, Co-Location, Agrophotovoltaics, atau Agri-PV. Pada intinya, konsep ini menciptakan simbiosis yang menghasilkan tiga keuntungan sekaligus.


Manfaat Sistem Agrivoltaik

Sistem agrivoltaik menawarkan berbagai keuntungan signifikan yang dapat menjawab tantangan pertanian modern:

  • Pengurangan Penggunaan Air yang Drastis Tahukah Anda bahwa beberapa tanaman justru bisa terpapar sinar matahari berlebihan? Paparan intens ini dapat menyebabkan tanaman “berkeringat” dan kehilangan banyak air. Akibatnya, tanaman membutuhkan lebih banyak irigasi untuk tetap terhidrasi dan sejuk. Panel surya yang terpasang di atas tanaman berperan sebagai peneduh dan penghalang penguapan, sehingga menjaga kelembapan tanah dan mengurangi kebutuhan air hingga 90% dibandingkan tanaman yang tidak ternaungi. Ini sangat membantu dalam menghadapi kondisi kekeringan dan panas ekstrem, menghemat air, serta menekan biaya operasional.
  • Pendapatan Tambahan dan Penghematan Energi dari Produksi Surya Agrivoltaik memungkinkan petani memperoleh pendapatan dari dua sumber sekaligus: pembangkitan energi surya dan produksi tanaman di lahan yang sama. Energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi pertanian Anda sendiri, bahkan dapat disimpan menggunakan baterai. Selain itu, Anda bisa menjalin kesepakatan sewa tenaga surya atau perjanjian pembelian daya untuk menjual kelebihan energi yang dihasilkan ke jaringan listrik. Ini membuka peluang diversifikasi pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi eksternal.
  • Peningkatan Kesehatan Tanaman dan Hasil Panen Sistem agrivoltaik yang dirancang dengan cermat dapat mengoptimalkan intensitas cahaya untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Beberapa tanaman seperti selada, tomat, mentimun, dan paprika terbukti lebih baik dengan naungan parsial, yang seringkali menghasilkan panen yang lebih tinggi. Lebih jauh lagi, mikroiklim yang tercipta di bawah panel surya tidak hanya memperpanjang musim tanam untuk tanaman cuaca dingin seperti brokoli dan kale, tetapi juga membantu mengatasi kondisi yang menekan tanaman dan membuatnya lebih rentan terhadap penyakit dan hama.

Pengurangan penggunaan air, penghematan energi, dan peningkatan produksi tanaman—inilah yang kita sebut solusi tiga keuntungan! Sebagai bonus tambahan, beberapa tanaman bahkan memberikan efek pendinginan timbal balik pada panel surya itu sendiri, yang pada gilirannya meningkatkan produksi energi, efisiensi, dan kinerja panel.


Penelitian Agrivoltaik Terus Berkembang

Seiring dengan janji besar dari praktik pertanian multifungsi ini, berbagai studi dan inisiatif agrivoltaik telah bermunculan dalam beberapa tahun terakhir:

  • Lembaga Pemerintah Amerika Serikat, USDA meluncurkan program SCAPES (Sustainably Co-locating Agriculture and Photovoltaic Electricity Systems) untuk mengedukasi dan mendukung petani serta komunitas.
  • Oregon State University memulai proyek pertanian agrivoltaik besar yang menggunakan panel surya yang dapat diatur.
  • University of Illinois bekerja sama dengan petani tanaman baris untuk mengedukasi mereka tentang profitabilitas surya dual-use.
  • Program InSPIRE dari Departemen Energi AS, yang dikelola oleh National Renewable Energy Laboratory (NREL), saat ini memiliki 22 lokasi proyek di seluruh negeri. Di sini, para peneliti, petani, dan mitra industri berkolaborasi untuk meningkatkan manfaat timbal balik dari surya, pertanian, dan lanskap alami.
  • Eropa bahkan telah menyelenggarakan konferensi agrivoltaik keduanya.

Melihat perkembangan global ini, kami sangat antusias ketika Dr. Sam Corcoran dari University of Massachusetts Amherst memilih HOBOlink Wireless Sensor Network untuk mendukung penelitian agrivoltaik timnya.

Corcoran menggunakan HOBOlink untuk memantau mikroiklim di lokasi penelitian agrivoltaik di seluruh negara bagian. Menurutnya, sensor nirkabel menjadi keuntungan besar karena, tanpa kabel yang mengganggu, data dapat dikumpulkan kapan saja tanpa mengganggu operasi pertanian. Selain itu, dudukan pemasangan yang dibuat timnya dapat dilepas sementara jika diperlukan.

Komponen inti setiap sistem adalah stasiun pemantauan HOBO MicroRX. Corcoran menjelaskan bahwa daya tarik sistem ini adalah kemampuannya untuk menghubungkan hingga 50 sensor yang tersebar di seluruh lokasi agrivoltaik ke jaringan mesh sub-GHz yang kuat, yang secara nirkabel mentransmisikan data (hingga 2.000 kaki) kembali ke stasiun pusat. Stasiun kemudian mendorong data tersebut ke cloud, menyediakan akses ke semua data sensor sekaligus, yang menyederhanakan tampilan dan analisis data untuk beberapa lokasi di bawah panel surya yang berbeda.

Hobo MicroRX Water LEvel Station

Tim UMass menggunakan sistem HOBOlink untuk melacak kondisi pertumbuhan cranberry, jerami, dan sayuran di bawah susunan panel surya yang dapat diatur dan bergerak. Mereka mengamati bagaimana variabel seperti suhu, kelembapan tanah, kelembapan relatif, evapotranspirasi, dan cahaya berbeda, serta bagaimana kondisi tersebut memengaruhi hasil dan kinerja tanaman dari waktu ke waktu.

Tim Corcoran menggunakan perangkat lunak cloud HOBOlink untuk mengakses data 24/7, dan bahkan menerima peringatan teks/email yang dapat dikonfigurasi untuk memberi sinyal saat kondisi tertentu terjadi.

Agrivoltaik bukan hanya sekadar tren, melainkan sebuah solusi konkret yang menawarkan masa depan yang lebih cerah bagi pertanian dan ketahanan pangan global. Apakah Anda siap untuk menjelajahi potensi penuh dari sistem agrivoltaik di lahan pertanian Anda?

Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik produk data logger berkualitas tinggi:

PT. Samudra Teknik Solusindo

  • Alamat:  Jl. Pd. Kelapa Raya No.8D Blok E10, RT.9/RW.11, Pondok Kelapa, Durensawit, East Jakarta City, Jakarta 13450
  • Whatsapp : +62 851‑9090‑8341 (Dani)
  • Email : sales.stsolusindo@gmail.com
  • Telp : +62 851‑9090‑8341 (Dani)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *